PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini berpengaruh besar pada perkembangan pendidikan dengan
menggunakan pemanfaatan internet. Pemanfaatan internet tidak hanya untuk
pendidikan jarak jauh, akan tetapi juga dikembangkan dalam sistem pendidikan
konvensional (tradisional).
Di Indonesia, sebagian besar lembaga
pendidikan terutama Perguruan Tinggi sudah mulai merintis dan mengembangkan
model pembelajaran berbasis internet dalam mendukung sistem pendidikan
konvensional (tradisional).
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
pembahasan dalam makalah ini akan difokuskan pada masalah-masalah berikut:
1.2.1
Bagaimana sistem
pembelajaran E-learning?
1.2.2
Bagaimana
keunggulan dan kekurangan sistem pembelajaran E-learning?
1.2.3
Bagaimana
mengatasi kekurangan sistem pembelajaran E-learning?
1.3 Tujuan makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
pembahasan dalam makalah ini bertujuan untuk:
1.3.1
Sistem
pembelajaran E-learning.
1.3.2
Keunggulan dan
kekurangan system pembelajaran E-learning.
1.3.3
Mengatasi kekurangan
sistem pembelajaran E-learning.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Sistem Pembelajaran E-learning
Electronic learning
saat ini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah
pendidikan, baik di negara maju maupun di negara berkembang. E-learning adalah pembelajaran yang
menggunakan jasa elektronik sebagai alat bantu dan merupakan suatu teknologi
pembelajaran yang relatif baru di Indonesia.
Electronic
learning, disingkat “E-learning” terdiri
dari dua bagian yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’ yang berarti ‘elektronik’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi, E-learning
adalah pembelajaran yang menggunakan jasa bantuan perangkat elektronik. Dalam
pelaksanaannya, E-learning
menggunakan media berupa audio, video, perangkat komputer atau kombinasi dari
ketiganya. Dengan kata lain, E-learning
adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti
telepon, audio, video tape, transmisi
satelit atau komputer. Banyak hal yang menjadikan E-learning sebagai salah satu pilihan untuk meningkatkan mutu
pendidikan, antara lain: pesatnya fasilitas teknologi informasi dan
perkembangan pengguna internet.
Pada dasarnya, cara penyampaian atau cara
pemberian (delivery system) dari
E-learning
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah.
Komunikasi atau interaksi antara pengajar dan pelajar sebaiknya melalui sistem
dua arah. Dalam E-learning, sistem dua
arah ini juga bisa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a.
Dilaksanakan secara langsung. Artinya, pada saat instruktur memberikan
pelajaran, pelajar dapat langsung mendengarkan.
b.
Dilaksanakan secara tidak langsung. Misalnya, pesan dari instruktur direkam
dahulu sebelum digunakan.
Karakteristik
E-Learning ini antara lain adalah:
a.
Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Pengajar dan pelajar, pelajar dan
pelajar atau pengajar dan pengajar dapat dengan mudah berkomunikasi tanpa
dibatasi hal-hal yang bersifat protokoler.
b.
Memanfaatkan keunggulan komputer (digital
media dan computer networks)
c.
Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self
learning materials) yang disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh Pengajar
dan pelajar kapan saja dan di mana saja apabila diperlukan.
d.
Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal
yang berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat di
komputer.
Pengembangan
E-learning tidak hanya menyajikan
materi pelajaran secara online, namun
harus komunikatif dan menarik. Materi pelajaran didesain seolah peserta didik belajar
dihadapan pengajar melalui layar komputer yang dihubungkan melalui jaringan
internet. Untuk dapat menghasilkan E-Learning
yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang
wajib dipenuhi dalam merancang E-learning
yaitu sederhana, personal, dan cepat. Sistem yang sederhana akan memudahkan pelajar
dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada , dengan kemudahan pada panel
yang disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem
E-learning
itu sendiri, sehingga waktu belajar dapat diefisienkan untuk proses belajar itu
sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem E-learningnya. Personal berarti bersifat pribadi dan tidak dapat
digunakan oleh user lain sehingga
data yang disimpan tidak dapat digunakan oleh orang lain. Sementara, sistem
yang cepat akan memudahkan pelajar untuk mengakses materi pembelajaran.
2.2 Keunggulan dan kekurangan system
pembelajaran E-learning
2.2.1
Keunggulan system pembelajaran E-Learning.
Beberapa manfaat E-learning adalah:
a.
Tersedianya fasilitas e-moderating.
Pengajar dan pelajar dapat berkomunikasi
secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan
berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
b.
Pengajar dan pelajar dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang struktural
dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai seberapa
jauh bahan ajar yang dipelajari.
c. Pelajar dapat belajar atau me-review bahan ajar.
d.
Bila pelajar memerlukan tambahan informasi berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat mengakses internet secara lebih mudah.
e.
Baik pengajar dan pelajar dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat
diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan yang lebih luas.
f.
Berubahnya peran pelajar dari yang biasanya pasif menjadi aktif
g.
Relatif lebih efisien. Misalnya, bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi
atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang
bertugas di kapal, di luar negeri, dan sebagainya.
2.2.2 Kekurangan Sistem
Pembelajaran E-Learning.
Internet untuk pembelajaran atau E-learning tidak terlepas dari berbagai
kekurangan, antara lain:
a.
Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar bahkan antar pelajar. Hal ini dapat
memperlambat terbentuknya values
(nilai) dalam proses belajar dan mengajar.
b.
Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis
c.
Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan bukan pendidikan.
d.
Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
tradisional, kini juga dituntut menguasai teknik pembelajaran yang menggunakan
internet.
e.
Pelajar yang tidak mempunyai motivasi belajar tinggi cenderung gagal.
f.
Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
g.
Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan bidang internet.
h.
Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Persoalan mendasar dari model pembelajaran
ini adalah keterbatasan pihak universitas untuk menyediakan komputer termasuk
internet dalam proses pengajaran. Oleh karena itu, perlu ada aksi untuk
menyiapkan institusi pendidikan (ready
for learning) yaitu dengan cara melibatkan para pengajar dan departemen
terkait, misalnya Depdiknas dan Departemen Ristek yang ada di wilayah
masing-masing. Mereka harus menyiapkan materi ajar yang tersedia dan cara akses
atau mendapatkannya. Mereka bertanggung jawab membantu institusi pendidikan
termasuk mengkomunikasikan materi ajar yang tidak dipahami sehingga dapat mempelajarinya
dalam waktu tertentu.
2.2 Mengatasi kekurangan system pembelajaran E-learning
Banyak cara yang dapat digunakan untuk
mengatasi kekurangan pada system E-Learning.
Diantaranya adalah:
a.
Penerapan target
yang harus dicapai oleh pelajar sehingga menumbuhkan semangat belajar.
b.
Penggunaan
system 3G untuk meminimalisir terjadinya kecurangan dalam interaksi di dunia
maya.
c.
Menertibkan
pelajar dan pengajar dengan penerapan disiplin waktu baik dalam mengerjakan
tugas, proses belajar maupun pengumpulan tugas.
d.
Mengadakan
pertemuan antara pengajar dan pelajar minimal satu bulan satu kali untuk
menambah keakraban dan mengurangi suasana tegang ketika ada banyak tugas.
e.
Penyediaan
fasilitas yang mendukung di lingkungan perkuliahan sehingga memungkinkan
pelajar untuk dapat mengakses info dan materi perkuliahan 24 jam.
f.
Menuntut pelajar
untuk bisa berteknologi terutama penggunaan internet.
g.
Menumbuhkan
semangat pelajar dalam meraih prestasi dengan berbagai macam perlombaan dan
hadiah yang menarik yang dapat menarik minat pelajar untuk turut serta berperan
aktif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Saat ini sistem pembelajaran terus berkembang seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, salah satunya yaitu E-Learning. Electronic
learning, disingkat “E-learning” terdiri
dari dua bagian yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’ yang berarti elektronik dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi, E-learning
adalah pembelajaran yang menggunakan jasa bantuan perangkat elektronik. E-Learning mempunyai kelebihan seperti
Pengajar dan pelajar dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang struktural
dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai seberapa
jauh bahan ajar yang dipelajari dan kekurangan seperti Berubahnya peran pengajar
dari yang semula menguasai teknik pembelajaran tradisional, kini juga dituntut
menguasai teknik pembelajaran yang menggunakan internet.
3.2 Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar dapat memahami makalah ini dengan baik dan benar dan dapat menerapkannya dalam kegiatan
pembelajaran serta memberikan model pembelajaran yang menarik bagi para pelajar untuk menumbuhkan semangat belajar dan ahli dalam berteknologi
terutama internet.