Mana kala apa yang kita pikirkan tidak tepat, TUHAN berkata, “TIDAK.”
Tidak – kala pemikiran itu bukan pemikiran yang terbaik
Tidak – kala pemikiran itu sama sekali salah
Tidak – walaupun pemikiran tersebut mungkin saja dapat menolongmu, namun juga akan menimbulkan masalah bagi orang lain
Mana kala waktunya tidak tepat, TUHAN berkata, “PERLAHANLAH.”
Apa jadinya kelak bila TUHAN menjawab setiap doa secepat kita menjentikkan jari-jari kita? Tahukah engkau apa yang akan terjadi?
Tuhan akan menjadi hambamu, bukan Tuanmu.
Tiba-tiba saja TUHAN mengabdi kepadamu, bukan engkau yang mengabdi
kepada-NYA.
Mana kala engkau berbuat kesalahan, TUHAN berkata, “BERTUMBUHLAH.”
Orang yang mementingkan dirinya sendiri harus bertumbuh di dalam ketidak-egoisan.
Orang yang terlalu berhati-hati harus bertumbuh di dalam keberanian.
Orang yang suka menguasai orang lain harus bertumbuh di dalam kepekaan.
Orang yang senang mencela harus bertumbuh didalam tenggang rasa.
Orang yang selalu berpikiran negatif harus bertumbuh di dalam sikap positif.
Orang yang senang mencari kepuasan jasmani harus bertumbuh di dalam berbagi rasa dengan orang-orang yang menderita.
Mana kala semuanya telah benar, TUHAN berkata, “PERGILAH.”
Mukjizat terjadi:
Pecandu berat alkohol dilepaskan.
Pecandu obat bius menemukan kebebasannya.
Yang ragu-ragu menjadi percaya layaknya seorang anak kecil.
Jaringan tubuh yang terkena penyakit mulai menjadi sembuh karena pengobatan.
Pintu yang menuju ke arah impianmu tiba-tiba terbuka dan berdirilah Tuhan di sana sambil berkata, “PERGILAH!”
Ingatlah:
Penundaan oleh TUHAN bukan berarti pengingkaran janji TUHAN.
Waktunya TUHAN sempurna adanya.
Kesabaran adalah yang kita perlukan dalam berdoa.
Pages
Labels
- Artikel (4)
- My Friend (1)
- mY mOm (1)
- POEM (11)
- sholat.. saholat... (1)
- Tentang aQ (6)
- world (1)
Sabtu, 26 Maret 2011
Selasa, 01 Maret 2011
Gelisah
Menusuk dan memecah-mecah kalbu
entahlah..mengapa selalu
seperti hari ini, resah merobek
Desakan keinginan
menyesakkan dada
otakku beku lagi
aku ingin
aku tak ingin
Kubiarkan semua mengendap
berderak relung hati
tidak kuat menahan
isi dada yang tidak karuan
Masa depan,hari ini,hari lalu
membayang saling menyilang
tercoret-coret hati
tubuh diam tiada berbuat
Hati dan otak bergejolak tanpa henti
matapun meneteskan air mata
darah mengalir dihati
dan semakin gelisah
Hanya kau yang mengerti
gelisah ini dan
hanya kau
yang mampu menggantikannya dengan senyum
entahlah..mengapa selalu
seperti hari ini, resah merobek
Desakan keinginan
menyesakkan dada
otakku beku lagi
aku ingin
aku tak ingin
Kubiarkan semua mengendap
berderak relung hati
tidak kuat menahan
isi dada yang tidak karuan
Masa depan,hari ini,hari lalu
membayang saling menyilang
tercoret-coret hati
tubuh diam tiada berbuat
Hati dan otak bergejolak tanpa henti
matapun meneteskan air mata
darah mengalir dihati
dan semakin gelisah
Hanya kau yang mengerti
gelisah ini dan
hanya kau
yang mampu menggantikannya dengan senyum
DISAAT KELELAHAN MENJEMPUT
Ketika keceriaan memantul dimataku
Lalu pengunungan berubah menjadi semburat jingga
Dari seberang warnamu yang menuju gelap
Disana adalah hatiku
Terbaring bersama sukma yang lelah
Sejenak kuterjatuh tak berdaya
Pandangan mataku membayang hitam berbinar
Ketika jiwaku merantau menembus cakrawala
Aku mengharu damai, melihat sosok nurani yang dekil
Tak kuasa akupun kembali walau kelelahan
Meraba-raba hati yang sedang terkulai
Perlahan aku balut dengan helaian kain sutera semangat
Namun kain itu robek lagi lalu hatiku kembali terkulai
Lelah jari-jari ini merajut
merapatkan luka yang mulai menganga
Malam-malam gelap telah berikrar setia
Dengan pagi yang dingin
Lalu pengunungan berubah menjadi semburat jingga
Dari seberang warnamu yang menuju gelap
Disana adalah hatiku
Terbaring bersama sukma yang lelah
Sejenak kuterjatuh tak berdaya
Pandangan mataku membayang hitam berbinar
Ketika jiwaku merantau menembus cakrawala
Aku mengharu damai, melihat sosok nurani yang dekil
Tak kuasa akupun kembali walau kelelahan
Meraba-raba hati yang sedang terkulai
Perlahan aku balut dengan helaian kain sutera semangat
Namun kain itu robek lagi lalu hatiku kembali terkulai
Lelah jari-jari ini merajut
merapatkan luka yang mulai menganga
Malam-malam gelap telah berikrar setia
Dengan pagi yang dingin
Langganan:
Postingan (Atom)